Senin, 01 November 2010

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling, mereka mengikuti majelis-majelis dzikir. Apabila mereka menemui majelis yang didalamnya ada dzikir, maka mereka duduk bersama-sama orang yang berdzikir, mereka mengelilingi para jamaah itu dengan sayap-sayap mereka, sehingga memenuhi ruangan antara mereka dengan langit dunia, jika para jamaah itu selesai maka mereka naik ke langit (HR Bukhari no. 6408 dan Muslim no. 2689)

* Abdullah Ibnu Abas r.a berkata: “semasa zaman kehidupan Rosulullah(SAW) adalah menjadi kebiasaan untuk orang ramai berdzikir dengan suara yang kuat selepas berakhirnya sholat berjamaah(HR.Bukhori)

* Abdullah Ibnu Abas r.a berkata:”Apabila aku mendengar ucapan dzikir, aku dapat mengetahui bahwa sholat berjamaah telah berakhir(HR.Bukhori)

* Abdullah Ibnu Zubair r.a berkata:”Rasululloh(SAW) apabila melakukan salam daripada solatnya, mengucap doa/zikir berikut dengan suara yang keras-”La ilaha illallah…”(Musnad Syafi’i)

* Sahabat Umar bin Khattab selalu membaca wirid dengan suara lantang, berbeda dengan Sahabat Abu Bakar yang wiridan dengan suara pelan. Suatu ketika nabi menghampiri mereka berdua, dan nabi lalu bersabda: Kalian membaca sesuai dengan yang aku sampaikan. (Lihat al-Fatâwâ al-hadîtsiyah, Ibnu Hajar al-Haitami, hal 56)

* “Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA bahwa mengeraskan suara dalam berdzikir seusai orang orang melaksanakan sholat wajib dgn berjamaah sudah menjadi kebiasaan pada masa nabi SAW, kata Abdullah bin Abbas : ketika saya mendengar dzikir tersebut saya tahu bahwa orang2 sudah selesai melaksanakan sholat berjamaah (BUKHARI NO 841 )

* Diriwayatkan oleh Abu Ma’bad:
( budak yang telah bebas dari Ibn ‘Abbas) Ibn ‘Abbas berkata padaku, “Dalam masa hidup pada Nabi itu lazim untuk menyelenggarakan zikir Puji-pujian pada Allah bersuara keras sesudah jamaah shalat wajib.
(Sahih Bukhari . 1/802)

* Imam Zainuddin al-Malibari menegaskan: “Disunnahkan berzikir dan berdoa secara pelan seusai shalat. Maksudnya, hukumnya sunnah membaca dzikir dan doa secara pelan bagi orang yang shalat sendirian, berjama’ah, imam yang tidak bermaksud mengajarkannya dan tidak bermaksud pula untuk memperdengarkan doanya supaya diamini mereka.” (Fathul Mu’in: 24). Berarti kalau berdzikir dan berdoa untuk mengajar dan membimbing jama’ah maka hukumnya boleh mengeraskan suara dzikir dan doa.

Memang ada banyak hadits yang menjelaskan keutamaan mengeraskan bacaan dzikir, sebagaimana juga banyak sabda Nabi SAW yang menganjurkan untuk berdzikir dengan suara yang pelan. Namun sebenarnya hadits itu tidak bertentangan, karena masing-masing memiliki tempatnya sendiri-sendiri. Yakni disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

* Contoh hadits yang menganjurkan untuk mengeraskan dzikir riwayat Ibnu Abbas berikut ini: “Aku mengetahui dan mendengarnya (berdzikir dan berdoa dengan suara keras) apabila mereka selesai melaksanakan shalat dan hendak meninggalkan masjid.” (HR Bukhari dan Muslim)

* Ibnu Adra’ berkata: “Pernah Saya berjalan bersama Rasulullah SAW lalu bertemu dengan seorang laki-laki di Masjid yang sedang mengeraskan suaranya untuk berdzikir. Saya berkata, wahai Rasulullah mungkin dia (melakukan itu) dalam keadaan riya’. Rasulullah SAW menjawab: “Tidak, tapi dia sedang mencari ketenangan.”

* Hadits lainnya justru menjelaskan keutamaan berdzikir secara pelan. Sa’d bin Malik meriwayatkan Rasulullah saw bersabda, “Keutamaan dzikir adalah yang pelan (sirr), dan sebaik rizki adalah sesuatu yang mencukupi.” Bagaimana menyikapi dua hadits yang seakan-akan kontradiktif itu. berikut penjelasan Imam Nawawi:

* “Imam Nawawi menkompromikan (al jam’u wat taufiq) antara dua hadits yang mensunnahkan mengeraskan suara dzikir dan hadist yang mensunnahkan memelankan suara dzikir tersebut, bahwa memelankan dzikir itu lebih utama sekiranya ada kekhawatiran akan riya’, mengganggu orang yang shalat atau orang tidur, dan mengeraskan dzikir lebih utama jika lebih banyak mendatangkan manfaat seperti agar kumandang dzikir itu bisa sampai kepada orang yang ingin mendengar, dapat mengingatkan hati orang yang lalai, terus merenungkan dan menghayati dzikir, mengkonsentrasikan pendengaran jama’ah, menghilangkan ngantuk serta menambah semangat.” (Ruhul Bayan, Juz III: h. 306).
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيراً وَالذَّاكِرَاتِ

"Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah..." (QS. Al-Ahzaab: 35)
Firman Allah swt. dalam surat Al-Ahzab 41-42 agar kita banyak berdzikir sebagai berikut :



“Hai orang-orang yang beriman! Berdzikirlah kamu pada Allah sebanyak-banyak nya, dan bertasbihlah pada-Nya diwaktu pagi maupun petang!”.



Dan firman-Nya: فَاذْكُرُونِي أذْكُرْكُمْ ...........



“Berdzikirlah (Ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu! ” (Al--Baqarah :152)



Firman-Nya : اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنوُبِهِم



“...Yakni orang-orang dzikir pada Allah baik diwaktu berdiri, ketika duduk dan diwaktu berbaring”. (Ali Imran :191)



Firman-Nya : وَالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ

مَغْفِرَة وَأجْرًا عَظِيْمٌا.



“Dan terhadap orang-orang yang banyak dzikir pada Allah, baik laki-laki maupun wanita, Allah menyediakan keampunan dan pahala besar”. (Al-Ahzab :35)



Firman-Nya lagi : الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ

ألآ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ الـقُلُوبُ.



“Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tenteram dengan dzikir pada Allah. Ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka hatipun akan merasa aman dan tenteram”. (Ar-Ro’d : 28)



Dalam hadits qudsi, dari Abu Hurairah, Rasul saw. bersabda : Allah swt.berfirman :



اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْـدِي بِي, وَاَنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكـرُنِي, فَإنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُ وَإنِ اقْتَرَبَ اِلَيَّ شِبْرًا اتَقَرَّبْتُ إلَيْهِ ذِرَاعًا وَإنِ اقْتَرَبَ إلَيَّ ذِرَاعًا اتَقـَرَّبْتُ إلَيْهِ بَاعًـا وَإنْ أتَانِيْ يَمْشِيأتَيْتُهُ هَرْوَلَة.

“Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku didepan umum, maka Aku akan mengingatnya pula didepan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. (HR. Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).



Allamah Al-Jazari dalam kitabnya Miftaahul Hishnil Hashin berkata : ‘Hadits diatas ini terdapat dalil tentang bolehnya berdzikir dengan jahar/agak keras’. Imam Suyuthi juga berkata: ‘Dzikir dihadapan orang orang tentulah dzikir dengan jahar, maka hadits itulah yang menjadi dalil atas bolehnya’



Hadits qudsi dari Mu’az bin Anas secara marfu’: Allah swt.berfirman:



قَالَ اللهُ تَعَالَى: لاَ يَذْكُرُنِي اَحَدٌ فِى نفْسِهِ اِلاَّ ذَكّرْتُهُ فِي مَلاٍ مِنْ مَلاَئِكَتِي

وَلاَيَذْكُرُنِي فِي مَلاٍ اِلاَّ ذَكَرْتُهُ فِي المَلاِ الاَعْلَي.



“Tidaklah seseorang berdzikir pada-Ku dalam hatinya kecuali Akupun akan berdzikir untuknya dihadapan para malaikat-Ku. Dan tidak juga seseorang berdzikir pada-Ku dihadapan orang-orang kecuali Akupun akan berdzikir untuknya ditempat yang tertinggi’ “. (HR. Thabrani).



At-Targib wat-tarhib 3/202 dan Majma’uz Zawaid 10/78. Al Mundziri berkata : ‘Isnad hadits diatas ini baik (hasan). Sama seperti pengambilan dalil yang pertama bahwa berdzikir dihadapan orang-orang maksudnya adalah berdzikir secara jahar ’ !



Hadits dari Abu Hurairah sebagai berikut:



سَبَقَ المُفَرِّقُونَ, قاَلُوْا: وَمَا المُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللهَ كَثِيْرًاوَالذَّاكِرَاتِ (رواه المسلم)



“Telah majulah orang-orang istimewa! Tanya mereka ‘Siapakah orang-orang istimewa?’ Ujar Nabi saw. ‘Mereka ialah orang-orang yang berdzikir baik laki-laki maupun wanita’ ”. (HR. Muslim).



Hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary ra sabda Rasul saw.:



‘Perumpamaan orang-orang yang dzikir pada Allah dengan yang tidak, adalah seperti orang yang hidup dengan yang mati!” (HR.Bukhori).



Dalam riwayat Muslim: “Perumpamaan perbedaan antara rumah yang dipergunakan dzikir kepada Allah didalamnya dengan rumah yang tidak ada dzikrullah didalamnya, bagaikan perbedaan antara hidup dengan mati”.



Hadits dari Abu Sa’id Khudri dan Abu Hurairah ra. bahwa mereka mendengar sendiri dari Nabi saw. bersabda :



لاَ يَقْـعُدُ قَوْمٌ يَذْكُـرُنَ اللهَ تَعَالَى إلاَّ حَفَّتْـهُمُ المَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمةُ, وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ.



“Tidak satu kaumpun yang duduk dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan dikelilingi Malaikat, akan diliputi oleh rahmat, akan beroleh ketenangan, dan akan disebut-sebut oleh Allah pada siapa-siapa yang berada disisi-Nya”. (HR.Muslim, Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi).



Hadits dari Mu’awiyah :



خَرَجَ رَسُولُ الله (صَ) عَلَى حَلَقَةِ مِنْ أصْحَابِهِ فَقَالَ: مَا اَجْلََسَكُم ؟ قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلإسْلاَمِِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ: اللهُ مَا أجْلَسـَكُمْ إلاَّ ذَالِك ؟ قَالُوْا وَاللهُ مَا اَجْلَسَنَا اِلاَّ ذَاكَ. قَالَ : اَمَا إنِّي لَمْ أسْتَخْلِفكُم تُهْمَةُ لـَكُمْ, وَلَكِنَّهُ أتَانِي جِبْرِيْلُ فَأخْـبَرَنِي أنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبـَاهِي بِكُمُ المَلآئِكَةَ.

“Nabi saw. pergi mendapatkan satu lingkaran dari sahabat-sahabatnya, tanyanya ‘Mengapa kamu duduk disini?’ Ujar mereka : ‘Maksud kami duduk disini adalah untuk dzikir pada Allah Ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk dan kurnia yang telah diberikan-Nya pada kami dengan menganut agama Islam’. Sabda Nabi saw. ‘Demi Allah tak salah sekali ! Kalian duduk hanyalah karena itu. Mereka berkata : Demi Allah kami duduk karena itu. Dan saya, saya tidaklah minta kalian bersumpah karena menaruh curiga pada kalian, tetapi sebetulnya Jibril telah datang dan menyampaikan bahwa Allah swt. telah membanggakan kalian terhadap Malaikat’ “. (HR.Muslim)



Diterima dari Ibnu Umar bahwa Nabi saw. bersabda :



إذَا مَرَرْتُم بِرِيَاضِ الجَنَّة فَارْتَعُوْا, قَالُوا: وَمَا رِيَاضُ الجَنَّة يَا رَسُولُ الله ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ فَإنَّ لِلَّهِ تَعَالَى سَيَّرَاتٍ مِنَ المَلآئِكَةَ يَطْلُبُونَ حِلَـقَ الذِّكْرِ فَإذَا أتَوْا عَلَيْهِمْ حَفُّوبِهِمْ.



“Jika kamu lewat di taman-taman surga, hendaklah kamu ikut bercengkerama! Tanya mereka : Apakah itu taman-taman surga ya Rasulallah? Ujar Nabi saw. : Ialah lingkaran-lingkaran dzikir karena Allah swt. mempunyai rombongan pengelana dari Malaikat yang mencari-cari lingkaran dzikir. Maka jika ketemu dengannya mereka akan duduk mengelilinginya”.



Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulallah saw.bersabda :



عَنْ أبِيْ هُرَيْرَة(ر) قَالَ: رَسُولُ الل.صَ. : إنَّ اللهَ مَلآئِكَةً يَطًوفُونَ فِي الطُُّرُقِ يَلتَمِسُونَ أهْلِ الذّكْرِ, فَإذَا وَجَدُوا قـَوْمًا يَذْكُرُونَ اللهَ تَناَدَوْا : هَلُمُّـوْا إلَى حَاجَتِكُمْ, فَيَحُفّـُونَهُمْ بِأجْنِحَتِهِمْ إلَى السَّمَاءِ, فَإذَا تَفَرَّقُوْا عَرَجُوْا وَصَعِدُوْا اِلَى السَّمَاءِ فَيَسْألُهُمْ رَبُّـهُم ( وَهُوَ أعْلَمُ بِهِمْ ) مِنْ اَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عَبَيْدٍ فِي الاَرْضِ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ. فَيَقُوْلُ : هَلْ رَأوْنِي؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : لَوْ رَأوْنِي؟ فَيَقوُلُوْنَ : لَوْ رَأوْكَ كَانُوْا اَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً, وَ اَشَدَّ لَكَ تَمْجِيْدًا وَاَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيْحًا, فَيَقُوْلُ : فَمَا يَسْألُنِى ؟ فَيَقوُلُوْنَ : يَسْألُوْنَكَ الجَنَّةَ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لَوْ اَنَّهُمْ رَأوْهَا كَانُوْا اَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَ اَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَاَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً. فَيَقُوْلُ : فَمِمَّا يَتَعَوَّذُوْنَ ؟ فَيَقولُوْنَ : مِنَ النَّارِ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُلُوْنَ : لَوْ رَأوْهَا كاَنُوْا اَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا, فَيَقُوْلُ : اُشْهِدُكُمْ اَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ, فَيَقُوْلُ مَلَكٌ مِنَ المَلاَئِكَةِ : فُلاَنٌ فَلَيْسَ مِنهُمْ, اِنَّمَا جَائَهُمْ لِحَاجَةٍ فَيَقُوْلُ : هًمْ قَوْمٌ لاَ يَشْقَى جَلِيْسُهُمْ.



“Sesungguhnya Allah memilik sekelompok Malaikat yang berkeling dijalan-jalan sambil mencari orang-orang yang berdzikir. Apabila mereka menemu- kan sekolompok orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka saling menyeru :'Kemarilah kepada apa yang kamu semua hajatkan'. Lalu mereka mengelilingi orang-orang yang berdzikir itu dengan sayap-sayap mereka hingga kelangit. Apabila orang-orang itu telah berpisah (bubar dari majlis dzikir) maka para malaikat tersebut berpaling dan naik kelangit. Maka bertanyalah Allah swt. kepada mereka (padahal Dialah yan lebih mengetahui perihal mereka). Allah berfirman : Darimana kalian semua ? Malaikat berkata : Kami datang dari sekelompok hambaMu dibumi. Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahlil kepadaMu. Allah berfirman : Apakah mereka pernah melihatKu ? Malaikat berkata: Tidak pernah ! Allah berfirman : Seandainya mereka pernah melihatKu ? Malaikat berkata: Andai mereka pernah melihatMu niscaya mereka akan lebih meningkatkan ibadahnya kepadaMu, lebih bersemangat memujiMu dan lebih banyak bertasbih padaMu. Allah berfirman: Lalu apa yang mereka pinta padaKu ? Malaikat berkata: Mereka minta sorga kepadaMu. Allah berfirman : Apa mereka pernah melihat sorga ? Malaikat berkata : Tidak pernah! Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka pernah melihatnya? Malikat berkata: Andai mereka pernah melihanya niscaya mereka akan bertambah semangat terhadapnya, lebih bergairah memintanya dan semakin besar keinginan untuk memasukinya. Allah berfirman: Dari hal apa mereka minta perlindungan ? Malaikat berkata: Dari api neraka. Allah berfirman : Apa mereka pernah melihat neraka ? Malaikat berkata: Tidak pernah! Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka pernah melihat neraka ? Malaikat berkata: Kalau mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan sekuat tenaga menghindarkan diri darinya. Allah berfirman: Aku persaksikan kepadamu bahwasanya Aku telah mengampuni mereka. Salah satu dari malaikat berkata : Disitu ada seseorang yang tidak termasuk dalam kelompok mereka. Dia datang semata-mata karena ada satu keperluan (apakah mereka akan diampuni juga ?). Allah berfirman : Mereka (termasuk seseorang ini) adalah satu kelompok dimana orang yang duduk bersama mereka tidak akan kecewa".

Dalam riwayat Muslim ada tambahan pada kalimat terakhir : 'Aku ampunkan segala dosa mereka, dan Aku beri permintaan mereka'.



Empat hadits terakhir ini jelas menunjukkan keutamaan kumpulan majlis dzikir, Allah swt.akan melimpahkan rahmat, ketenangan dan ridho-Nya pada para hadirin termasuk disini orang yang tidak niat untuk berdzikir serta majlis seperti itulah yang sering dicari dan dihadiri oleh para malaikat. Alangkah bahagianya bila kita selalu kumpul bersama majlis-majlis dzikir yang dihadiri oleh malaikat tersebut sehingga do’a yang dibaca ditempat majlis dzikir tersebut lebih besar harapan untuk diterima oleh Allah swt. Juga hadits-hadits tersebut menunjukkan mereka berkumpul berdzikir secara jahar, karena berdzikir secara sirran/pelahan sudah biasa dilakukan oleh perorangan !



Al-Baihaqiy meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik ra bahwa Rasul- Allah saw. bersabda:



لاَنْ اَقْعُدَنَّ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ بَعْدِ صَلاَةِ الْفَجْرِ ِالَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ اَحَبُّاِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا (رواه البيهاقي)



“Sungguhlah aku berdzikir menyebut (mengingat) Allah swt. bersama jamaah usai sholat Shubuh hingga matahari terbit, itu lebih kusukai daripada dunia seisinya.”



Juga dari Anas bin Malik ra riwayat Abu Daud dan Al-Baihaqiy bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Sungguhlah aku duduk bersama jamaah berdzikir menyebut Allah swt. dari salat ‘ashar hingga matahari terbenam, itu lebih kusukai daripada memerdekakan empat orang budak.’



Riwayat Al Baihaqy dari Abu Sa’id Al Khudrij ra, Rasul saw bersabda :



يَقُوْلُ الرَّبُّ جَلَّ وَعَلاَ يَوْمَ القِيَامَةِ سَيَعْلَمُ هَؤُلاَءِ الْجَمْعَ الْيَوْمَ مَنْ اَهْلُ الْكَرَمِ؟ فَقِيْلَ مَنْ اَهْلُ الْكَرَمِ؟ قَالَ : اَهْلُ مَجَالِسِ الذِّكْرِ فِي الْمَسَاجِدِ (رواه البيهاقي)



“Allah jalla wa ‘Ala pada hari kiamat kelak akan bersabda: ’Pada hari ini ahlul jam’i akan mengetahui siapa orang ahlul karam (orang yang mulia). Ada yg bertanya: Siapakah orang-orang yg mulia itu? Allah menjawab, Mereka adalah orang-orang peserta majlis-majlis dzikir di masjid-masjid ”.





Ancaman bagi orang yang menghadiri kumpulan tanpa disebut nama Allah

dan Shalawat atas Nabi saw.



Hadits riwayat Turmudzi (yang menyatakan Hasan) dari Abu Hurairah, sabda Nabi saw :



مَا قَعَدَ قَوْمُ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُونَ اللهَ فِيهِ وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى النَّبِيِّ اِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه الترمذي وقال حسن)





“Tiada suatu golonganpun yang duduk menghadiri suatu majlis tapi mereka disana tidak dzikir pada Allah swt. dan tak mengucapkan shalawat atas Nabi saw., kecuali mereka akan mendapat kekecewaan di hari kiamat”.



Juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dengan kata-katanya yang berbunyi sebagai berikut :



وَرَوَاهُ اَحْمَدُ بِلَفْظٍ مَا جَلَسَ قَوْمُ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوْا اللهَ فِيهِ اِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تَرَةً



‘Tiada ampunan yang menghadiri suatu majlis tanpa adanya dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan mendapat tiratun artinya kesulitan... “.



Dalam buku Fathul ‘Alam tertera : Hadits tersebut diatas menjadi alasan atas wajibnya (pentingnya) berdzikir dan membaca shalawat atas Nabi saw. pada setiap majlis.



Hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda:



.صَ. مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ

لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فِيْهِ اِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً (رواه ابو داود



“Tiada suatu kaum yang bangun (bubaran) dari suatu majlis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah dalam majlis itu, melainkan mereka bangun dari sesuatu yang serupa dengan bangkai himar/keledai, dan akan menjadi penyesalan mereka kelak dihari kiamat ”. (HR.Abu Daud)



Hadits-hadits diatas mengenai kumpulan atau lingkaran majlis dzikir itu sudah jelas menunjukkan adanya pembacaan dzikir bersama-sama dengan secara jahar, karena berdzikir sendiri-sendiri itu akan dilakukan secara lirih (pelan). Lebih jelasnya mari kita rujuk lagi hadits shohih yang membolehkan dzikir secara jahar.



Hadits dari Abi Sa’id Al-Khudri ra. dia berkata :



اَكْثِرُوْا ذِكْرَاللهَ حَتَّى يَقُولُ اِنَّهُ مَجْنُوْنٌ.



“Sabda Rasulallah saw. ‘Perbanyaklah dzikir kepada Allah sehingga mereka (yang melihat dan mendengar) akan berkata : Sesungguhnya dia orang gila’ " (HR..Hakim, Baihaqi dalam Syu’abul Iman , Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Ya’la dan Ibnus Sunni)



Hadits dari Ibnu Abbas ra. dia berkata : Rasulallah saw. bersabda :



اَكْثِرُوْا ذِكْرَاللهَ حَتَّى يَقُولَ المُنَافِقُوْنَ اِنَّكُمْ تُرَاؤُوْنَ

“Banyak banyaklah kalian berdzikir kepada Allah sehingga orang-orang munafik akan berkata : ’Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang riya’ (HR. Thabrani)



Imam Suyuthi dalam kitabnya Natiijatul Fikri fil jahri biz dzikri berkata : “Bentuk istidlal dengan dua hadits terakhir diatas ini adalah bahwasanya ucapan dengan ‘Dia itu gila’ dan ‘Kamu itu riya’ hanyalah dikatakan terhadap orang-orang yang berdzikir dengan jahar, bukan dengan lirih (sir).”



Hadits dari Zaid bin Aslam dari sebagian sahabat, dia berkata :



ِ اِنْطَلَقْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ(صَ) لَيْلَةً, فَمَرَّ بِرَجُلٍ فِي المَسْجِدِ يِرْفَعُ صَوْتَهُ فَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ عَسَى اَنْ يَكُوْنَ هَذَا مُرَائِيًا فَقَالَ: لاَ وَلاَكِنَّهُ اَوَّاهُ. (رواه البيهاقي)



‘Aku pernah berjalan dengan Rasulallah saw. disuatu malam. Lalu beliau melewati seorang lelaki yang sedang meninggikan suaranya disebuah masjid. Akupun berkata : Wahai Rasuallah, jangan-jangan orang ini sedang riya’. Beliau berkata : “Tidak ! Akan tetapi dia itu seorang awwah (yang banyak mengadu kepada Allah)”. (HR.Baihaqi)



Lihat hadits ini Rasul saw. tidak melarang orang yang dimasjid yang sedang berdzikir secara jahar (agak keras). Malah beliau saw. mengatakan dia adalah seorang yang banyak mengadu pada Allah (beriba hati dan menyesali dosanya pada Allah swt.) Sifat menyesali kesalahan pada Allah swt itu adalah sifat yang paling baik !



Hadits dari Uqbah bahwasanya Rasulallah saw. pernah berkata kepada seorang lelaki yang biasa dipanggil Zul Bijaadain ‘Sesungguhnya dia orang yang banyak mengadu kepada Allah. Yang demikian itu karena dia sering berdzikir kepada Allah’. (HR.Baihaqi). (Julukan seperti ini jelas menunjukkan bahwa Zul- Bijaadain sering berdzikir secara jahar).



Hadits dari Amar bin Dinar, dia berkata : Aku dikabarkan oleh Abu Ma’bad bekas budak Ibnu Abbas yang paling jujur dari tuannya yakni Ibnu Abbas dimana beliau berkata :



اَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ المَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ



‘Sesungguhnya berdzikir dengan mengeraskan suara ketika orang selesai melakukan shalat fardhu pernah terjadi dimasa Rasulallah saw.’.(HR.Bukhori dan Muslim)



Dalam riwayat yang lain diterangkan bahwa Ibnu Abbas berkata : ‘Aku mengetahui selesainya shalat Rasulallah saw. dengan adanya ucapan takbir beliau (yakni ketika berdzikir)’. (HR.Bukhori Muslim)



Ibnu Hajr dalam kitabnya Khatimatul Fatawa mengatakan: “Wirid-wirid, bacaan-bacaan secara jahar, yang dibaca oleh kaum Sufi (para penghayat ilmu tasawwuf) setelah sholat menurut kebiasaan dan suluh (amalan-amalan khusus yang ditempuh kaum Sufi) sungguh mempunyai akar/dalil yang sangat kuat”.

Sedangkan hadits-hadits Rasul saw. yang diriwayatkan oleh Muslim mengenai berdzikir secara jahar selesai sholat sebagai berikut :



Hadits nr. 357: Dari Ibnu Abbas, katanya: "Dahulu kami mengetahui selesainya sembahyang Rasulullah saw. dengan ucapan beliau "takbir".



Hadits nr. 358 : Dari Ibnu Abbas, katanya "Bahwa dzikr dengan suara lantang/agak keras setelah selesai sembahyang adalah kebiasaaan dizaman Nabi saw. Kata Ibnu Abbas. Jika telah kudengar suara berdzikir, tahulah saya bahwa orang telah bubar sembahyang".



Hadits nr. 366: Dari Abu Zubair katanya: "Adalah Abdullah bin Zubair mengucapkan pada tiap-tiap selesai sembahyang sesudah memberi salam:...." Kata Abdullah bin Zubair" Adalah Rasulullah saw. Mengucapkannya dengan suara yang lantang tiap-tiap selesai sembahyang"



Ketiga hadits terakhir ini dikutip dari kitab "Terjemahan hadits Shahih Muslim" jilid I, II dan III terbitan Pustaka Al Husna, I/39 Kebon Sirih Barat, Jakarta, 1980.



Al-Imam al-Hafidz Al-Maqdisiy dalam kitabnya ‘Al-Umdah Fi Al-Ahkaam’ hal.25 berkata:



“Abdullah bin Abbas menyebutkan bahwa berdzikir dengan meng- angkat suara dikala para jemaah selesai dari sembahyang fardhu adalah diamalkan sentiasa dizaman Rasullullah saw.. Ibnu Abbas berkata "Saya memang mengetahui keadaan selesainya Nabi saw. dari sembahyangnya (ialah dengan sebab saya mendengar) suara takbir (yang disuarakan dengan nyaring)." (HR Imam Al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Juraij).



Hadits yang sama dikemukakan juga oleh Imam Abd Wahab Asy-Sya'rani dalam kitabnya Kasyf al-Ghummah hal.110; demikian juga Imam Al-Kasymiriy dalam kitabnya Fathul Baari hal. 315 dan As-Sayyid Muhammad Siddiq Hasan Khan dalam kitabnya Nuzul Al-Abrar hal.97; Imam Al-Baghawiy dalam kitabnya Mashaabiih as-Sunnah 1/48 dan Imam as-Syaukani dalam Nail al-Autar.



Dalam shohih Bukhori dari Ibnu Abbas ra beliau berkata : ‘Kami tidak mengetahui selesainya shalat orang-orang di masa Rasulallah saw. kecuali dengan berdzikir secara jahar’.



Dan masih banyak lagi dalil mengenai keutamaan kumpulan berdzikir yang belum saya cantumkan disini tapi insya Allah dengan adanya semua hadits diatas cukup jelas bagi kita dan bisa ambil kesimpulan bahwa (kumpulan) berdzikir baik dengan lirih maupun jahar/agak keras itu tidaklah dimakruhkan atau dilarang bahkan didalamnya justru terdapat dalil yang menunjukkan ‘kebolehannya’, atau ‘kesunnahannya’.



Demikian juga dzikir dengan jahar itu dapat menggugah semangat dan melembutkan hati, menghilangkan ngantuk, sesuatu yang tidak akan didapatkan pada dzikir secara lirih (sir). Dan diantara yang membolehkan lagi dzikir jahar ini adalah ulama mutaakhhirin terkemuka Al-‘Allaamah Khairuddin ar-Ramli dalam risalahnya yang berjudul Taushiilul murid ilal murood bibayaani ahkaamil ahzaab wal-aurood mengatakan sebagai berikut : “Jahar dengan dzikir dan tilawah, begitu juga berkumpul untuk berdzikir baik itu di majlis ataupun di masjid adalah sesuatu yang dibolehkan dan disyari’atkan ber- dasarkan hadits Nabi saw : ‘Barangsiapa berdzikir kepadaKu dihadapan orang orang, maka Akupun akan berdzikir untuknya dihadapan orang-orang yang lebih baik darinya’ dan firman Allah swt. ‘Seperti dzikirmu terhadap nenek-moyangmu atau dzikir yang lebih mantap lagi’ (Al-Baqoroh: 200) bisa juga dijadikan sebagai dalilnya. “



Agama hanya memakruhkan dzikir jahar yang keterlaluan begitu juga jahar yang tidak keterlaluan bila sampai mengganggu orang yang sedang tidur atau sedang shalat atau menyebabkan dirinya riya’ serta mensyariatkan/mewajibkan dzikir jahar ini. Berapa banyak perkara yang sebenarnya mubah tapi karena diwajibkan pelaksanaanya dengan cara-cara tertentu padahal agama tidak mengajarkan demikian, maka ia akan berubah menjadi makruh sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qori’ dalam Syarhul Miskat, Al-Hashkafi dalam Ad- Durrul Mukhtar dan beberapa ulama lainnya.



Kalau kita baca ayat-ayat al-Quran dan hadits diatas mengenai kumpulan dzikir dan pendapat ulama yang membolehkan dzikir secara jahar dengan berdalil pada hadits-hadits tersebut, bagaimana saudara kita yang tidak senang menghadiri majlis dzikir berani mencela dan mensesatkan majlis pembacaan tahlil/yasinan dan sebagainya yang mana disitu selalu dibacakan firman-firman Ilahi diantaranya; surat Yaasin, surat Al-Fatihah, sholawat pada Nabi saw. juga pembacaan Tasbih, Takbir dan lain sebagainya serta mendo’akan saudara muslimin baik yang masih hidup atau yang sudah wafat. Bacaan yang dibaca ini semuanya ini berdasarkan hadits Nabi saw. dan mendapat pahala bagi si pembaca dan pendengar serta tidak ada dalil yang melarang/ mengharamkannya ?



Memang ada hadits riwayat Baihaqi, Ibnu Majah dan Ahmad. : “Sebaik-baik dzikir adalah secara lirih (sir) dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi ”. Menurut ulama’ diantaranya Imam as-Suyuthi, kata-kata Sebaik-baik dalam suatu hadits berarti Keutamaan bukan Yang lebih utama. Jadi hadits terakhir diatas ini bukan menunjukkan kepada jeleknya atau dilarangnya dzikir secara jahar, karena banyak riwayat hadits shohih yang mengarah pada bolehnya dzikir secara jahar.



Mari kita baca lagi perincian berdzikir dengan jahar yang lebih jelas menurut pendapat Imam Suyuthi dan lainnya.



Imam As Suyuthi didalam Natijatul /fikri Jahri Bidz Dzikri, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padanya mengenai tokoh Sufi yang membentuk kelompok-kelompok dzikir dengan suara agak keras, apakah itu merupakan perbuatan makruh atau tidak ? Jawab beliau: Itu tidak ada buruknya (tidak makruh)! Ada hadits yang menganjurkan dzikir dengan suara agak keras (jahran) dan ada pula menganjurkan dengan suara pelan (sirran). Penyatuan dua macam hadits ini yang tampaknya berlawanan, semua tidak lain tergantung pada keada- an tempat dan pribadi orang yang akan melakukan itu sendiri.



Dengan merinci manfaat membaca Al-Qur’an dan berdzikir secara jahran dan sirran itu Imam Suyuthi berhasil menyerasikan dua hal ini kedalam suatu pengertian yang benar mengenai hadits-hadits terkait. Jika anda berkata bahwa Allah swt. telah berfirman:



وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيْفَةً وَدُوْنَ الجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُضُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ.



‘Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hati dengan merendahkan diri disertai perasaan dan tanpa mengeraskan suara’. (Al A’raf:205). Itu dapat saya (Imam Suyuthi) jawab dari tiga sisi:

1. Ayat diatas ini adalah ayat Makkiyah ( turun di Mekkah sebelum hijrah). Masa turun ayat (Al A’raf 205) ini berdekatan dengan masa turunnya ayat berikut ini :

وَلاَ تَجْهَرْ بصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِبَيْنَ ذَالِكَ سَبِيْلاً



‘Dan janganlah engkau (hai Nabi) mengeraskan suaramu diwaktu sholat, dan jangan pula engkau melirihkannya……..’ (Al Isra’:110).



Ayat itu (Al A’raf :205) turun pada saat Nabi saw. sholat dengan suara agak keras (jahran), kemudian didengar oleh kaum musyrikin Quraisy, lalu mereka memaki Al Qur’an dan yang menurunkannya (Allah swt). Karena itulah beliau saw. diperintah meninggalkan cara jahar guna mencegah terjadinya kemungkinan yang buruk (saddudz-dzari’ah). Makna ini hilang setelah Nabi saw. hijrah ke Madinah dan kaum Muslimin mempunyai kekuatan untuk mematahkan permusuhan kaum musyrikin. Demikian juga yang dikatakan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.



2. Jama’ah ahli tafsir (Jama’atul Mufassirin), diantaranya Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan Ibnu Jarir, menerapkan makna ayat diatas tentang dzikir pada masalah membaca Al-Quran. Nabi saw menerima perintah jahran membaca Al-Quran sebagai pemuliaan (ta’dziman) terhadap Kitabullah tersebut., khususnya diwaktu sholat tertentu. Hal itu diperkuat kaitannya dengan turunnya ayat: ‘Apabila Al-Qur’an sedang dibaca maka hendaklah kalian mendengarkan- nya...’ (Al A’raf:204). Dengan turunnya perintah ‘mendengarkan’ maka orang yang mendengar Al-Quran yang sedang dibaca, jika ia (orang yang beriman) tentu takut dalam perbuatan dosa. Selain itu ayat tersebut juga menganjurkan diam (tidak bicara) tetapi kesadaran berdzikir dihati tidak boleh berubah, dengan demikian orang tidak lengah meninggalkan dzikir (menyebut) nama Allah. Karena ayat tersebut diakhiri dengan: ‘Dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai’.



3. Orang-orang Sufi mengatakan berdzikir sirran (lirih) itu hanya khusus dapat dilakukan dengan sempurna oleh Rasulullah saw. karena manusia yang disempurnakan oleh Allah swt. Manusia-manusia selain beliau saw. sangat repot sekali melakukan dengan sempurna sering diikuti was-was, penuh ber- bagai angan-angan perasaan, karena itulah mereka disuruh berdzikir secara agak keras/jahran. Dzikir jahran semua was-was, angan-angan dan perasaan lebih mudah dihilangkan, serta akan mengusir setan-setan jahat.



Pendapat demikian ini diperkuat oleh sebuah hadits yang diketengah- kan oleh Al- Bazzar dari Mu’adz bin Jabal ra. bahwa Rasulallah saw. bersabda:

‘Barangsiapa diantara kamu sholat diwaktu malam hendaklah bacaannya diucapkan dengan jahran (agak keras). Sebab para malaikat turut sholat seperti sholat yang dilakukannya, dan mendengarkan bacaan-bacaan sholat- nya. Jin-jin beriman yang berada di antariksa dan tetangga yg serumah dengannya, merekapun sholat seperti yang dilakukannya dan mendengarkan bacaan-bacaannya. Sholat dengan bacaan keras akan mengusir Jin-jin durhaka dan setan-setan jahat’. Demikianlah pendapat Imam Suyuthi.



Pendapat Ibnu Taimiyyah yang dijuluki Syaikhul Islam oleh sebagian ulama mengenai majlis dzikir didalam kitab Majmu 'al fatawa edisi King Khalid ibn 'Abd al-Aziz. Ibnu Taimiyyah telah ditanya mengenai pendapat beliau mengenai perbuatan berkumpul beramai-ramai berdzikir, membaca al-Qur’an berdo’a sambil menanggalkan serban dan menangis sedangkan niat mereka bukanlah karena ria’ ataupun membanggakan diri tetapi hanyalah karena hendak mendekatkan diri kepada Allah s.w.t. Adakah perbuatan-perbuatan ini boleh diterima? Beliau menjawab: ‘Segala puji hanya bagi Allah, perbuatan-perbuatan itu semuanya adalah baik dan merupakan suruhan didalam Shari'a (mustahab) untuk berkumpul dan membaca al-Quran dan berdzikir serta berdo’a....’ "



Jawaban pertanyaan Ibnu Taimiyyah mengenai kelompok-kelompok dzikir dimasjid-masjid yang dilakukan kaum Sufi Syadziliyyah. Ibnu Hajr mengatakan bahwa pembentukan jamaah-jamaah seperti itu adalah sunnah, tidak ada alasan untuk menyalah-nyalahkannya. Sebab berkumpul untuk berdzikir telah diungkapkan pada hadits Qudsi Shohih: ‘Tiap hambaKu yang menyebutKu di tengah sejumlah orang, ia pasti Kusebut (amal kebaikannya) di tengah jamaah yang lebih baik’.



Dengan kumpulnya orang bersama untuk berdzikir ini sudah tentu menunjukkan dzikir tersebut dengan suara yang bisa didengar sesamanya (agak keras). Bila tidak demikian, apa keistimewaan hadits tentang kumpulan (halaqat) dzikir yang dibanggakan oleh Malaikat dan Rasul saw ?, karena berdzikir secara sirran/pelahan sudah biasa dilakukan oleh perorangan !



 Imam An-Nawawi menyatukan dua hadits (jahar dan lirih) itu sebagaimana katanya: Membaca Al-Quran maupun berdzikir lebih afdhol/utama secara sirran/lirih bila orang yang membaca khawatir untuk riya’, atau mengganggu orang yang sedang sholat ditempat itu, atau orang yang sedang tidur. Diluar situasi seperti ini maka dzikir secara jahran/agak keras adalah lebih afdhol/baik. Karena dalam hal itu kadar amalannya lebih banyak daripada membaca Al-Qur’an atau dzikir secara lirih/sirran.



Selain itu juga membaca Qur’an dan dzikir secara jahran/keras ini manfaatnya berdampak pada orang-orang yang mendengar, lebih konsentrasi atau memusatkan pendengarannya sendiri, membangkitkan hati pembaca sendiri, hasrat berdzikir lebih besar, menghilangkan rasa ngantuk dan lain lain. Menurut sebagian ulama bahwa beberapa bagian Al Quran lebih baik dibaca secara jahran, sedangkan bagian lainnya dibaca secara sirran. Bila membaca secara sirran akan menjenuhkan bacalah secara jahran dan bila secara jahar melelahkan maka bacalah secara lirih.



Imam Syafi’i dalam kitabnya Al-Umm berkata sebagai berikut :



“Aku memilih untuk imam dan makmum agar keduanya berdzikir pada Allah sesudah salam dari shalat dari keduanya melakukan dzikir secara lirih kecuali imam yang menginginkan para makmum mengetahui kalimat-kalimat dzikirnya, maka dia boleh melakukan jahar sampai dia yakin bahwa para makmum itu sudah mengetahuinya kemudian diapun berdzikir secara sir lagi”.



Dengan demikian tidak diketemukan dikalangan ulama Syafi’iyah pernyataan-pernyataan yang melarang atau mengharamkan dzikir secara jahar apalagi sampai memutuskannya dengan bid’ah !

Selasa, 14 September 2010

Pada tahap ini plate plate pada filter press akan menutup rapat agar pada saat pengepresan tidak terjadi kebocoran pada bagian sisi sisi dari plate.

d. Core Blowing
Proses core blowing bertujuan untuk membersihkan sisa sisa RBD kristal yang lengket pada line feeding yang dapat mengganggu pada proses membukanya filter press dan bisa membuat filter cloth rusak. Proses blowing dilakukan dengan tekanan angin. Sisa RBD kristal ditampung pada core blow tank selanjunya dipompa menuju tangki RBDPO storage.

e. Filtrat Blowing
Proses filtrat blowing bertujuan untuk membersihkan membran filter cloth dan cake stearin dari sisa sisa fraksi cair atau olein, sehingga cake stearin yang dihasilkan benar benar kering dari fraksi cair. Fraksi cair dari filtrat blowing ini di alirkan ke olein tank.

f. Opening
Setelah proses blowing maka filter press akan membuka dengan pelepasan tekanan pada main hidrolik. Plate plate pada filter press akam membuka dan cake stearin akan lepas dari filter cloth dan di tampung dalam bak stearin. Bak stearin dilengkapi coil steam yang berfungsi untuk mencairkan stearin yang berbentuk cake. Kemudian stearin yang mencair dipompakan ke tanki stearin storage.

g. Washing
Setelah proses filtrasi dilakukan beberapa kali, maka proses washing dilakukan untuk membersihkan filter cloth dari butiran butiran RBD kristal yang melekat pada pori pori filter cloth yang dapat mengurangi loading pada saat filtrasi. Proses washing menggunakan olein yang dipanaskan pada washing tank dengan temperatur 60°C. Pada tahap akhir proses washing dilakukan juga blowing untuk mengeringkan filter cloth dari sisa sisa minyak washing.
b. Feeding / Loading
RBDPO kristal dipompakan dari tanki kristalizer menuju filter press untuk difiltrasi dimana parameter yang digunakan adalah loading pressure. Besarnya loading pressure tergantung spesifikasi mesin filter press yang digunakan. Fraksi cair RBDPO yaitu olein akan lolos melalui membran filter cloth sedangkan stearin yang merupakan fraksi padat dari RBDPO akan tertahan pada permukaan filter cloth. Setelah loading pressure mencapai 2 bar (besarnya tekanan ini dapat menyuplai RBDPO kristal pada semua area dari filter cloth dan ketebalan celah plate) maka loading akan berhenti dan dilanjutkan dengan proses squeezing.

c. Squeezing
Pada tahap ini dilakukan pengepresan stearin yang tertahan pada permukaan filter cloth sehingga stearin berbentuk cake dengan memakai tekanan sehingga olein yang masih terkandung dalam stearin keluar. Pemberian tekanan pada proses ini dapat menggunakan angin atau minyak dan besarnya tekanan disesuaikan dengan spesifikasi stearin yang ditentukan dalam bilangan Iod. Pada saat di tekan membran akan mengembang dan menekan stearin yang tertahan pada filter cloth. Pada saat tekanan telah mencapai besaran yang disetting maka tekanan berhenti. Dan ketikan tekanan menurun maka proses tekanan diulang hingga mencapai besaran yang ditentukan. Proses ini dilakukan selama 20menit.

Senin, 13 September 2010

2. Filtrasi
Setelah proses kristalisasi dimana pada RBDPO terbentuk fraksi cair atau olein dan fraksi padat atau stearin yang akan dipisahkan dalam filter press yang terdiri dari plate plate yang dilengkapi membran filter cloth (permeability=400 Lt/dm2.men). Tahapan proses dalam filtrasi adalah sebagai berikut:

a. Closing
Filter press akan menutup dengan didorong pompa hidrolik dengan tekanan 200kg/cm2.
PENDAHULUAN
Laporan ini merupakan hasil yang diperoleh penulis selama menjalankan training pada pabrik minyak nabati TP WILMAR NABATI INDONESIA ( PT WNI ) dimulai pada tanggal 8 maret hingga 8 september 2010. Tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan pelaksanaan trainin.

Sebagai foreman saya di beri tanggung jawab untuk mengontrol proses produksi dari persiapan bahan baku hingga produk jadi agar proses dapat berjalan lancar dan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang di tetapkan.

Dalam pelaksanaan training ini penulis dibimbing oleh manajer pabrik,supervisor,leader,foreman dan operator agar penulis mampu bagaimana teknik mengoperasikan pabrik dan mengetahui bagaimana proses produksi dapat dilakukan.

Tahap awal dari pelaksanaan training ini, penulis dibimbing untuk pengenalan plant produksi dengan menggunakan flow chart, alur proses produksi pada control room dan alur proses yang terdapat dilapangan.

Setelah pengenalan plant produksi, penulis ditempatkan dalam jadwal kerja berupa shift pada fraksinasi plant hingga sekarang.

Dalam laporan ini penulis juga menggambarkan secara garis besar proses refinery yang merupakan tahap proses sebelum fraksinasi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menjalankan tugas yang diberikan kepada penulis.
Proses selanjutnya adalah end cooling dimana control valve chilled water akan membuka besar dengan mengatur temperatur air pada setting T5 27C, T6 25C, T7C 24, T8 22C DAN T9 19C. Penurunan temperatur secara bertahap adalah untuk mengontrol proses chilling
agar penurunan temperatur RBDPO tidak drastis. Penurunan temperatur RBDPO yang drastis akan menyebabkan ukuran kristal besar dan akan mengurangi proses feeding atau loading RBDPO pada proses filtarasi. Pada temperatur T9 maka akan didapatkan temperatur akhir RBDPO sesuai spesifikasi produk.
f. Holding / End Cycle
Setelah didapat temperatur filter dari RBDPO maka selanjutnya akan memasuki tahap holding. Temperatur air disetting pada T10 24C dan waktu disesuaikan dengan kualitas produk. Selanjutnya RBDPO siap untuk di fitrasi.

Minggu, 12 September 2010

LAPORAN KERJA

SELAMA MENGIKUTI TRAINING

DI REFINERY / FRACTIONATION UNIT

PT WILMAR NABATI INDONESIA

PELINTUNG DUMAI

PERIODE 8 MARET – 8 SEPTEMBER 2010















DISUSUN OLEH :

HENDRIYADI





REFINERY / FRACTIONATION
PLANT 1 DAN PLANT 2









DAFTAR ISI

RANGKUMAN BEKERJA SELAMA TRAINING

A. DESKRIPSI PROSES PRODUKSI PADA REPFINERY PLANT
1. Preheating
2. Degumming
3. Bleaching
4.Deodorizing

B. DESKRIPSI PROSES PRODUKSI PADA FRACTIONATION PLANT
1. KRISTALISASI
a. Heating
b. Filling
c. Cooling / Fast Cooling
d. Chilling / Slow Cooling
e. End cooling
f. Holding / End of Cycle
2. FILTRASI
a. Closing Filter Plate
b. Feeding / Loading
c. Squeezing
d. Core Blowing
e. Filtrat Blowing
f. Pressure Release
g. Opening Filter Plate
h. Washing
3. PERALATAN UTAMA PROSES PRODUKSI
Bagian – bagian dari Crystallizer
a. Agitator
b. Pompa Sirkulasi Air
c. Control Valu









LAPORAN KERJA SELAMA TRAINING
DI REFINERY / FRACINATION PLANT 1 DAN 2

1. Saya sangat bersyukur sekali karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti Training di Refinery / Factionation Plant 2 ini khususnya. Sehubungan dengan plant ini adalah pant yang baru + 12 bulan siap dibangun, saya merasa banyak sekali ilmu yang bisa saya dapat dari Plant tersebut.

2. Sebagai foreman saya diberi tanggung jawab untuk pengecekan Air Cooling Tower dan apa bila air cooling Tower tersebut telah low maka saya wajib untuk menambahnya melalui Header-Header yang telah tersedia sebelumnya, hingga bak tersebut full. Dan wajib mengeceknya setiap 1 jam sekali. Tugas rutin saya setiap hari juga adalah Logsheet Chiller, Kristalizer dan mengecek semua areal Plant, Pump Hous dan Areal Tank.

3. Banyak lagi pekerjaan yang saya lakukan antara lain adalah pembersihan strainer yang Block. Setiap Line banyak sekali Strainer yang Block. Selain pembersihan Strainer, saya juga diberi tugas untuk mengganti Filter Bag Olien yang koyak dan juga Block.

4. Selama Training, saya sering sekali melakukan pembongkaran Niagra Filter karena Filter lief yang ada sudah blok jadi minyak yang disaring kurang jernih oleh sebab itu Filter Lief yang sudah blok harus dicleaning dahulu sehingga Filter lief benar – benar sudah bersih.

5. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, saya juga sering membongkar dan mengganti filter Clout yang sudah koyak agar Crystallizer tidak dapat bercampur dengan olien. Untuk kelancaran dan hasil yang bagus, saya juga sering mengecek kembali strainer – strainer yang sudah dipakai.

6. Selain itu saya juga sering mengganti gatris dan juga Filter bag yang dipakai oleh Plant Refinery karena gatris dan filter bag ini berpengaruh oleh quality minyak yang akan dihasilkan oleh Refinery jadi gatris dan filter bag ini harus diganti apabila sudah block atau hitam.

7. Setelah 2 minggu pengenalan plant saya di tempatkan dalam shift dan mengoperasikan Plant Fracsination dari monitor. Dari sini saya banyak sekali mendapat ilmu karena saya langsung melihat mana – mana yang ada di monitor dan langsung membuktikannya di lapangan.

8. Proses produksi sudah dimulai dengan otomatis plant sudah menghasilkan RBDPO, ROL, RPS, dan PFAD. Semua jenis – jenis minyak ini sudah mempunyai tangkinya masing – masing dan apabila tangki – tangki ini sudah mulai full demi kelancaran proses di plant jenis – jenis minyak tersebut harus ditransfer ke tank farm.

9. Tugas transfer ini juga termasuk pekerjaan rutin saya setiap harinya. Sebelum melakukan transfer terlebih dahulu saya membuat bon transfer dan mengantarnya kelaboratorium lalu labor mengecek quality minyak yang akan ditransfer dan juga menentukan ketengki mana minyak tersebut akan ditransfer.

10. Setelah diketahui ketangki mana minyak tersebut akan ditransfer, saya pun mulai berkomunikasi dengan operator yang bekerja di tank farm. Karena jarak antara plant ref / fract ke tank farm lumayan jauh, jadi saling mberhubungan dengan alat komunikasi yang telah disediakan di Plant antara lain adalah Trangking dan juga HT atau Sering disebut dengan radio.

11. Setelah berkomunikasi dengan operator di Tank farm minyakpun sudah bisa dipompakan, setelah minyak sampai ditangki tank fram, setiap tiga puluh menit sekalig saya harus mengecek areal Pump House untuk memastikan Pump yang ada berjalan normat dan juga mengecek level tangki yang ada.

12. Karena saya ditempatkan di Plant Fracsinatoin sedikit penjelasan tentang pengolahan minyak di Fracsination dan sekilas proses yang saya ketahui di plant Refinery.























A. Deskripsi Proses ProduksI pada Refinary Plant

Proses refinery

Proses refinery adalah proses pemurnian minyak nabati secara fisika untuk mengurangi atau menghilangkan pengotor yang larut dan yang tidak larut dalam minyak nabati dengan tahapan proses preheating, degumming, bleaching dan deodorizing untuk menghasilkan produk RBDPO sesuai dengan spesifikasi yang diterima standar umum kualitas.

1. Preheating

Pertama-tama bahan yang digunakan adalah crude palm oil (CPO) dari tangki penyimpanan CPO (storage tank). CPO dipompakan dengan flowrate 100-125 MT/jam. Temperatur inisial CPO adalah 400 – 650C. Umpan CPO dialirkan melalui strainer yanmg berfungsi sebagai filter bahan-bahan padat yang terdapat dalam minyak, kemudian dialirkan melalui system pengembalian panas (heat recovery system) berupa plate heat exchanger dengan heat transfer dari RBDPO dan target temperatur 1050C. Selanjutnya umpan dilewatkan melalui heat exchanger dengan heat transfernya dari steam untuk mendapatkan temperatur ideal 1100-1300C (temperature yang diharapkan untuk reaksi antara CPO dengan asam pospat).

2. Degumming

Umpan yang telah dipanaskan dialirkan ke mixer dynamix dan ditambahkan phosphoric acid 0.040%(0.35-0.45 kg/ton), kemudian dialirkan ke mixer static dengan pengadukan secara intensif untuk mempresipitasi gum (getah) pada CPO. Presipitasi gum akan meringankan proses filtrasi dan mencegah pembentukan scala dalam deodorize dan panas permukaan. Kemudian ditambahkan citric acid dengan kadar 150 ppm yang berfungsi sebagai anti oksidan.

3. Bleaching

Proses bleaching atau pemucatan bertujuan untuk menghilangkan beberapa impuritas yang tidak diinginkan (semua pigment, trace metals, produk oksidasi) dari CPO dan akan memperbaiki rasa asli, bau akhir dan kestabilan oksidasi produk. Hal ini juga membantu mengatasi masalah proses selanjutnya dengan adsorpsi trace sabun, pro-oxidant, metal ion, dekomposisi peroxide, pengurangan warna dan adsorb impuritas minor. Dalam proses bleaching digunakan bleaching earth dengan dosis 0.70-0.75%. Umpan dari mixer static dipompakan ke tangki bleacher dengan temperature dalam tangki 100-130c untuk mendapatkan proses bleaching optimum. Dalam tanki bleacher CPO dicampur dengan bleaching earth, dengan injeksi steam tekanan rendah untuk menggerakan slurry berkonsentrasi untuk kondisi bleaching yang lebih baik. Slurry dialirkan ke tangki bleached (buffer tank) dalam keadaan vacum untuk menarik air dari minyak dengan menngunakan vacum bleaching. Gum yang dihasilkan dari proses degumming akan diadsorpsi oleh absorban bleaching earth dengan sempurna. Slurry yang mengandung minyak dan bleacing earth dipisahkan dengan filter Niagara untuk memisahkan minyak dari partikel-partikel bleaching earth. Temperatur dijaga pada 80-120C untuk proses filtrasi yang baik pada filter Niagara. Slurry melewati lembaran filter Niagara dan partikel bleaching earth terjebak pada lembaran filter. Untuk mendapatkan filtrasi yang baik, filter Niagara harus bersih dari bleaching earth setelah 45 menit operasi. Bleaching earth dari proses filtrasi ini dinamakan spent earth dan di buang pada tempat pengumpulan spent earth yard.

Tahap proses filtrasi pada filter Niagara

- Vacuum,tangki Niagara filter divakum untuk menghilangkan udara
- Filling, slurry dipompakan kedalam tangki filter Niagara
- Coating,pelapisan pada lembaran filter Niagara dengan sirkulasi sampai minyak yang dihasilkan jernih dari partikel bleaching earth.
- Filtration,proses penyaringan minyak dari partikel partikel bleaching earth.
- Circulation,tahap proses jika buffer tank penuh
- Emptying,pengosongan filter Niagara setelah beberap menit beroperasi.
- Full Empty,pengosongan lebih lanjut.
- Cake Drying,pengeringan bleaching earth yang terperangkap pada filter dari minyak
- Post Emptying,pengosongan minyak selesei.
- Venting,pengurangan vakum dengan membuka ventilasi filter Niagara.
- Discharge,bleaching earth yang terperangkap dibuang dalam bentuk spent earth.

Minyak atau Bleached Palm Oil (BPO) dari hasil filtrasi pada filter Niagara dialirkan melalui filter cricket yang berfungsi sebagai filter perangkap bleaching eartgh yang lolos setelah proses pada filter niagara. Kemudian minyak dialirkan ke tangki buffer (BPO tank) sebagai storage sementara sebelum proses lebih lanjut. Adanya bleacing earth pada minyak dapat mencemari deodorize, mengurangi stabilitas oksidasi dari produk minyak dan berlaku sebagai katalis untuk aktifitas dimerizaition dan polimerisasi, karena itu beberapa koreksi dapat diambil secepatnya.

4. Deodorizing
Minyak dari Tangki BPO dipompakan melalui rangkaian system pengembalian panas dengan heat transfer dari steam untuk menaikan temperature minyak dari 110 – 1350C. Kemudian dilakukan penyaringan kembali dengan filter Catriedge untuk menjamin bahwa tidak ada partikel – partikel yang lolos agar proses Deodorizing berjalan lancar. Kemudian minyak dialirkan ke system pengembalian panas yang berbentuk spiral ( spiral heat exchianger ) untuk menaikan temperatur minyak menjadi 125 – 2400C dengan heat transfernya dari RPDPO. Kemudian minyak disalurkan melalui VHE dengan heat transfernya dari steam bertekanan tinggi yang dihasilkan dari HP Boiler untuk mendapatkan temperatur yang sesuai pada proses selanjutnya di mana FFA dan warna dikurangi dan yang lebih penting menghilangkan bau dan mengasilkan produk yang stabil yaitu pada temperatur 260C. Kemudian minyak panas di alirkan ke Prestriper dalam kondisi vakum. Di dalam prestiper terjadi proses deareator yang bertujuan untuk menghilangkan gas Oksigen yang masih terikut, kemudian di spraikan di paket kolum. Selain FFA menguap Beta Karoten juga pecah sehingga warna merah BPO berubah menjadi warna kuning jernih. FFA yang menguap akan di kondensasikan dengan FFA yang didinginkan sehingga dihasilkan PFAD dari Paket Kolum dialirkan ke Deodorizer untuk menghilangkan baunya pada kondisi vakum tinggi, temperatur tinggi dan stim distilasi. Produk bawah dari Deodorizing adalah RBDPO dengan temperature 250 – 2800C. kemudian dipompakan melalui sistim pengalian panas untuk memindahkan panas ke BPO yang masuk dengan teperatur rendah. Kemudian dialirkan ke drayer untuk menghilangkan uap air yang terkandung dalam minya. Kemudian dialirkan ke exchanger dan memindahkan panas ke umpan CPO yang masuk. Selanjutnya didinginkan dengan exchanger cooler dengan menggunakan air cooling, untuk mendapatkan temperature 50-800C. kemudian dilewatkan keperangkap Filter Bag, untuk mendapatkan minyak akhir dan dipompakan ke tanki storage RBDPO/RPO.

- Diagram Proses



100 %
Proses Refinery


Proses Fraksinasi

80% 20%



Fraksi Cair Fraksi Padat


Catatan :
CPO : Grude palm oil
RPO : Refined Palm oil
ROL : Refined Olein
RPS : Refined Palm Stearine














B. Deskripsi Proses Produksi Pada Fraksinasi Plant

Fraksinasi adalah metode fisik dengan menggunakan sifat kristalisasi dari trigliserida untuk memisahkan campuran menjadi leleh rendah fraksi cair dan lebur tinggi fraksi cair. Ada tiga jenis fraksinasi: fraksinasi kering, fraksinasi deterjen, dan fraksinasi pelarut. Dua komponen yang dihasilkan dari fraksinasi minyak kelapa sawit adalah minyak goring ( olein / minyak cair) dan stearin sawit (bentuk padat). Proses fraksinasi yang dilakukan pada PT Wilmar Nabati Indonesia adalah proses fraksinasi kering ( dry fractionation ). Dengan pendinginan bahan baku di bawah kondisi yang dikontrol dengan hati-hati dalam kristalizer kita membuat bubur kristal stearin lebur tinggi dalam cairan minyak goreng leleh rendah. Ada dua tahap proses pada fraksinasi kering yaitu :

1. Kristalisasi

Proses kristalisasi yaitu proses yang dilakukan pada media kristalizer dengan cara pemanasan RBDPO pada temperatur titik lebur kemudian didinginkan secara perlahan hingga temperatur leleh rendah sesuai dengan specifikasi yang daharapkan sambil diaduk hingga terbentuk butiran butiran kristal. Media kristalizer dilengkapi dengan coil water yang berfungsi sebagai pendingin dan agitator yang berfungsi sebagai pengaduk. Terdiri dari tahap proses sebagai berikut:

a. Heating
RBDPO dari storage tank dipompakan melewati system perpindahan panas ( heat exchanger ) dengan heat transfernya menggunakan steam untuk mendapakan temparatur 650C. Sebagai temperatur ideal untuk mencairkan kristal kristal yang masih terdapat dalam minyak pada proses sebelumnya.
b. Filling
RBDPO yang keluar dari heat exchanger dialirkan ke dalam tanki kristalizer yang berkapasitas 50 MT. Proses filling RBDPO berhenti jika level RBDPO dalam tangki kristalizer mencapai 97% dari kapasitas tangki.
c. Cooling / Fast Cooling
RBDPO dalam tangki kristalizer didinginkan dengan menggunakan air dari cooling tower yang dialirkan melalui coil water yang terdapat dalam tangki kristalizer. Temperatur air cooling tower yang digunakan adalah 28-320C. Proses cooling dimulai pada setting temperatur air T1 60 C. Agitator pada tangki kristalizer disetting pada putaran 40 Hz, agar temperatur RBDPO dalam tangki menjadi merata dan homogen. Selanjutnya temperatur air disetting pada T2 400C dan T3 300C. Setting temperature air yang diturunkan secara bertahap bertujuan agar proses cooling dapat dikontrol.
d. Chilling / Slow Cooling
Setelah temperatur air cooling mencapai 340C, maka air dari cooling tower digantikan dengan air dari chiller water dengan temperature 150C. Pada saat ini temperatur RBDPO mencapai 42-450C. Setelah proses pendinginan berlanjut dan temperatur RBDPO mencapai 380C dan temperatur air pada coil water 300 C, putaran agitator diubah ke low speed yaitu disetting pada putaran 35 Hz. Bertujuan untuk persiapan pembentukan kristal dan agar kristal tidak rusak akibat putaran cepat. Pada temperatur RBDPO mencapai 320C proses pembentukan Kristal dimulai ( crystal time ). Temperatur air disetting pada T4 290C dimana air pada suhu ini deregulasi untuk pembentukan dan pertumbuhan Kristal. Setting temperatur air pada tahap pembentukan kristal ditentukan sesuai dengan kualitas produk yang diharapkan. Pada pembentukan kristal ini harus dikontrol dari grafik yang ada dengan mempertahankan selisih temperature RBDPO dengan temperature air tidak lebih dari 20C. Jika ada over shoot atau temperatur RBDPO mengalami kenaikan maka segera lakukan tindakan untuk menurunkan temperaturnya agar kristal yang terbentuk tidak pecah atau berukuran kecil. Jika Kristal dengan ukuran kecil maka dapat lolos pada membran dalam proses filtrasi dan menurunkan kualitas produk.
e. End Cooling
Setelah pembentukan kristal selesai maka proses selanjutnya

2. Proses filter press
Tahap operasi pada filter press :
a. Tahap Closing ( Penutup plate )
Tahap ini adalah operasi penutup atau perapatan plate – plate agar pada saat perlakuan pemompaan bahan olahan ke filter press tidak terjadi kebocoran kebagian sisi samping dan bawah dari pada plate. Penutupan filter ini dilakukan oleh main hydroulik yang berada diujung dari filter press dengan cara system hydroulik.

b. Feeding
Tahap ini adalah tahap penyuplaian bahan olahan dari kristalizer yang telah mengandung butiran Kristal melalui pompa sampai batas tekanan yang telah ditentukan. Tekanan yang ditentukan adalah 2 bar. Dua bar ini dianggap telah menyuplai bahan olahan khusus bentuk butiran disemua area dari pada filter cloth dan ketebalan celah plate. Pada tahap ini sebagian fraksi cair lewat melalui pori- pori filter cloth menuju tanki penampungan.

c. Pengepresan ( squeezing)
Tahap ini adalah tahap pemberian tekanan pada bidang plate. Sehingga plate menekan kearah masing – masing celah plate sehingga butiran – butiran Kristal yang terperangkap pada celah plate tadi terkekan yang mengakibatkan cairan yang masih terkandung pada bahan olahan keluar dari komposisi butiran sampai cairan dianggap benar – benar habis sehingga butiran tadi menjadi bentuk lempengan fraksi padat (cake stearine).

d. Pembersihan line feeding plate ( core blow )
Tahap pembersihan line feeding ini dimaksudkan adalah untuk pembersihan butiran Kristal. Pada bagian plate yang tidak terkena penekanan pada saat tahap squeezing. Hal ini dilakukan dengan cara pemberian udara bertekanan melalui ujung line feeding plate yang akan dikembalikan ke pangkal line feeding filter press. Tahap ini dilakukan agar jumlah cairan pada fraksi padat dilakukan maka fraksi cair akan turut jauh bersama fraksi padat ke tangki penampungan fraksi padat.

e. Tahap Pemberian udara bertekanan keseluruhan area butiran Kristal pada plate (blowing)
Tahap ini adalah akhir pengurangan kandungan fraksi cair pada butiran Kristal yang telah ditekan sehingga kandungan fraksi cair sangat sedikit pada fraksi padat yang dihasilkan. Hal ini dilakukan agar cake stearine yang dihasilkan agar benar – benar kering dari kandungan Kristal fraksi cair.

f. Preassure Release
Preassure Release adalah tahap proses pelepasan tekanan agar main cilynder bisa terbuka karena sudah tidak ada tekanan lagi.

g. Main Cylinder Open
Tahap ini adalah tahap pembukaan plate

h. Bomb Door Open Delay
Tahap ini adalah tahap penurunan talam pengaman RBDPO yang menetas agar tidak masuk kebak penampungan steraine atau RPS.

i. Tahap pembukaan / pemisahan plate – plate ( Opening)
Tahap ini adalah tahap dimana dilakukannya penarikan plate – plate sehingga terjadi peregangan plate yang mengakibatkan adanya celah – celah antara plate. Pada saat ini butiran Kristal yang telah berbentuk lempengan akan berjatuhkan kemudian penampungan. Lempengan stearine akan dicairkan dengan coil pemanas dan seterusnya dipompa untuk ditransfer ke storage tank.

j. Tahap pembersihan filter cloth ( Washing)
Tahap ini adalah proses pembersihan filter cloth dari butiran atau cake yang masing melekat pada filter cloth dengan cara melakukan siskulasi minyak pada temperature 600C dalam total Waktu + 40 menit. Waktu perlakuan ini dilakukan sesuai kondisi dari filter cloth. Normalnya dilakukan setiap 30 kali penyaringan.


3. Peralatan Utama Proses Produksi
Crystallizer
Adalah unit peralatan yang berfungsi untuk membentuk padatan stearine menjadi butiran Kristal dengan melalui proses penurunan temperature secara perlahan dibantu dengan pengadukan oleh agigator yang didasari oleh perbedaan titik beku.
Bagian – bagian dari Crystallizer :
a. Agigator
Adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengadukan sehingga proses perpindahan panas dapat berjalan dengan baik sehingga pembentukan Kristal dapat terkontrol.

Masalah – masalah pada agigator :
- Saft patah
- Blade jatuh / bengkok
- Gear box bermasalah

b. Pompa siskulasi air
Adalah pompa air dingin yang untuk menambah tekanan sehingga air pendingin yang disuplay dari system pendingin dapat dialirkan keseluruh permukaan perpindahan panas melalui coil – coil.

c. Control Valve
Adalah alat yang berfungsi untuk menindak lanjuti perintah yang diberikan terhadap computer melalui recipe yang telah diriset. Perintah yang ditindak lanjuti adalah perintah penyesuaian setting temperature yang diinginkan Control valve bekerja dengan aksi bukaan valve 0% sampai dengan 100% agar temperature dapat tercapai.
Masalah – masalah pada control valve
- Adanya kotoran pada disc valve
- Supplay angin tidak baik
- Disc macet
- RTD tidak akurat


Effect Masalah yang pada proses kristalizer
Effect yang terjadi jika proses kristalisasi tidak berjalan dengan baik adalah tidak terbentuknya butiran Kristal sehingga pemisahan antara fraksi padat dan cair tidak terjadi. Sehingga untuk proses selanjutnya yaitu proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga proses ini dianggap tidak baik.

Chiller
Adalah peralatan penyuplai air dingin dengan termperatur 70C. Air dingin dipergunakan pada saat proses penurunan temperature pada crystallizer dengan temperature dibawah suhu kamar atau yang biasa disebut proses chilling.
Bagian – bagian dari chilling :
a. Condeser yaitu tabung cell dan tube yang memindahkan panas ke air coolilling tower.
b. Cooler yaitu tabung cell dan tube yang berfungsi mendinginkan aliran air ditube dengan menggunakan zat pendinging ( Freon).
Masalah – masalah yang terjadi :
- Tube block : aliran tidak berjalan dengan baik
- Tube bocor : Freon bisa habis
- Pompa sirkulasi air tidak berjalan dengan baik

Filter Press
Adalah unit penyaringan butiran Kristal yang terbentuk pada proses kristalizer dengan melalui media filter cloth sehingga fraksi pada dengan cair terpisahkan.
Bagian – bagian dari filter press :
- Filter Cloth : adalah media penyaringan yang terbuat dari kain khusus dengan ukuran lubang pori yang khusus pula biasanya lubang pori – pori disebut juga dengan standart permeability.
- Plate filter : adalah plate media penampungan dari pada butiran Kristal yang selanjutnya akan dilakukan pengepressan sehingga butiran Kristal akan membentuk cake.








RANGKUMAN
1. Prinsip sukses proses fraksinasi adalah pada proses kristalisasi sehingga pada proses fraksinasi harus memastikan terjadinya Kristal dan jika tidak maka proses pemisahan pada proses penyaringan tidak berjalan dengan baik.
2. Control Kualitas
a. Memastikan filter cloth tidak ada yang bocor sehingga butiran Kristal tidak ada yang lewat ke fraksi cair. Jika ada butiran Kristal lewat maka pada fraksi cair akan terkandung komposisi minyak yang tidak sesuai.
b. Pastikan minyak tidak terjadi over heating jika terjadi maka minyak akan mengalami oksidasi yang mengakibatkan sifat kimia berubah / meningkat seperti warna, Free Fatty Acid ( FFA). Yang mengakibatkan minyak tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang distandarkan.

Minggu, 23 Mei 2010

3 soal matematika

Jika sebuah kubus A dg panjang rusuk a. Kita ingin membuat kubus B yg volumenya 2x kubus A, brp panjang rusuk b?


Jawabanya: rusuk a mesti dikalikan dg konstanta manday yaitu=1,26
Jd: b=mxa
m=konstanta manday=1,26

Sabtu, 22 Mei 2010

Salaf adalah bid'ah

Dulu para ulama tidak mengenal istilah salafi, yg ada jelas istilah dari masing2 3 generasi pertama, kemudian yg mengikuti mereka disebut ahlu sunnah, kemudian ahlusunnah wal jamaah, kemudian kaum suni..dan salafi datang kemudian menempel pd kaum sunni, dan mengaku2 mrklah yg sebenarnya sunni tanpa dalil..pola2 tsb spt yahudi ketika menompang hidup di tanah palestina, kemudian setahap demi setahap mrk mengambil alih tanah palestina dg dalih mrklah yg berhak utk daerah palestina..benar2 hebat pola pikir mossad..tp mrk takkan mampu menghadapi para auliya2 Allah..